Rabu, 20 Maret 2013

Berserah Diri Kepada Allah, Usaha Bangkit dari Keterpurukan

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yg telah memberikan ni’mat Iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yg wajib disembah kecuali Allah. Tiada sekutu baginya. Dialah yg memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adl utusan Allah. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepadanya kepada shahabat dan kepada kerabatnya. Kaum Muslimin rahimakumullah. Yang tiada patut kita lupakan adl pesan agar kita senantiasa bertakwa kepada Allah dan menjalankan hidup ini utk mencari ketakwaan kepada Allah. Marilah kita palingkan hati dan perbuatan kita hanya utk mencapai ketakwaan itu. Janganlah kita campuri kesucian hati dan iman dgn tujuan selain Allah. Dunia ini adl perantara yg penuh ujian utk menyaring hamba-hamba yg bertakwa dari yg tidak bertakwa yg beriman dari yg tidak beriman. Kaum Muslimin rahimakumullah! Krisis yg saat ini melanda negeri kita adalah krisis multi dimensi artinya sudah hampir seluruh sendi kehidupan berbangsa tertimpa krisis. Mulai dari krisis ekonomi krisis moral krisis kepemimpinan krisis pendidikan krisis keamanan krisis stabilitas krisis identitas dan masih banyak lagi. Berbagai cara telah ditempuh utk mengatasi masalah ini. Namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Kita sepertinya berada dalam suatu lingkaran yg tidak kita mengerti ujung pangkalnya. Akibatnya kita tidak bisa menemukan solusi apa yg tepat utk diberikan. Kita telah terlalu jauh dari jalan yg ditentukan oleh Pencipta kita Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita merasa lbh tahu tentang diri kita dan permasalahannya padahal kita tidak tahu. Kita merasa bisa padahal kita tidak bisa. Kita merasa kuasa padahal tidak mampu apa-apa. Kecongkakan manusia sudah tidak terhingga. Kerusakan di muka bumi terjadi dimana-mana. Semua akibat ulah manusia. Renungkanlah firman Allah yg artinya “Telah nampak kerusakan di muka darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia agar Allah merasakan kepada mereka aebahagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali .” Agama mulai disingkirkan sedikit-demi sedikit dari inti kehidupan. Manusia mulai merasa tidak butuh akan aturan Allah Sang Pencipta. Padahal manusia tidak bisa lepas dari ketergantungan dan kebutuhan akan ni’mat karunia dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kaum Muslimin rahimakumullah! Bagaimanapun kufurnya manusia kepada Allah Sang Penciptanya hal itu tidaklah akan mengurangi kekuasaan Allah dan kerajaannya. Bukankah orang yg kufur tidak bisa keluar dari alam Allah ini? Bukankah dia tidak bisa keluar dari sunnatullah di alam ini? Bahkan walau manusia hanya bergantung pada dirinya sendiri itu tidak membuat mereka keluar dari kekuasaan dan kerajaan Allah. Bukankah tubuh diri jiwa dan akal serta apa yg ada pada mereka masih merupakan ciptaan Allah? Bagaimanapun kufurnya manusia hal itu tidak merubah status Allah sebagai Sang Pencipta. Jadi sudah selayaknya kita sebagai kaum muslimin utk berserah diri kepada Allah. Marilah kita berusaha dan berbuat dalam rel-rel yg ditentukan Allah. Dan hendaknya kepada Allah semata kita berharap dan berdoa. Gunakanlah ilmu pengetahuan yg diberikan Allah kepada kita sebagai sarrana dan alat utk mencapai itu semua. Janganlah kita mempertuhankan ilmu pengetahuan krn ia memang bukan tuhan. Tapi ia adl salah satu alat utk mencapai tujuan. Marilah kita mulai memperbaiki bangsa dan umat ini dari individu per individu. Tapi bukan dgn menyerahkan urusannya kepada masing-masing individu. Membiarkan tiap orang berjalan sendiri justru akan membawa petaka. Bukankah kerusakan bangsa ini berasal dari individu-individu. Satukanlah langkah dalam membangun. Bahu membahu dalam kebajikan dan takwa. Saling memberantas segala keburukan. Marilah kita mulai melahirkan generasi yg baik dari kehidupan individu kita keluarga lingkungan masyarakat dan bangsa kita. Pemerintah harus lbh mengambil peran dalam perbaikan anak bangsa ini. Jiwa manusia butuh makanan dan konsumsi yg berbeda dgn jasadnya. Ilmu pengetahuan tidak bisa mengisi dan menempati posisi ini. Ilmu pengetahuan adl konsumsi akal bukan jiwa. Mengesampingkan jiwa manusia dan kebutuhannya merupakan suatu kesalahan fatal. Akibatnya sungguh luar biasa. Masih kurangkah kejahatan yg terjadi di depan mata kita utk membuktikan bahwa manusia butuh pengendali jiwa dari Sang Pencipta? Bukankah kejahatan dan kekejian itu timbul dari dorongan jiwa yg kotor? Terus kenapa kita selalu mengabaikan ajaran Islam yg merupakan solusi dan pengendali yg handal bagi jiwa manusia? Bahkan dalam tatanan bernegara kita selalu memarjinalkan agama. Timbul rasa takut seolah-olah Islam adl momok yg sangat menakutkan. Ketahuilah saudaraku hal ini timbul bukan krn Islam itu hantu yg menakutkan tapi hal itu timbul dari kepicikan dan kesempitan pandangan terhadap Islam. Kaum muslimin rahimakumullah! Ketahuilah bahwa jika kita berlepas diri dari ketaatan kepada Allah Sang Pencipta kita pasti akan terjerumus kepada ketaatan kepada selain Allah. Maka adl wajar kalau kehinaan selalu menimpa kita krn kita sudah menjadi budak dari makhluk ciptaan Allah. Padahal seluruh makhluk dihadapan Allah adl sama. Apakah pantas kita menundukkan dan merendahkan diri kita dihadapan makhluk yg belum tentu lbh mulia dari kita? Akhir kata kita semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah akan apa yg telah kita lakukan di muka bumi ini. Tak seorang pun dapat menghindari dan itu pasti.
sumber file al_islam.chm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar